Senin, 23 Juni 2008

Fenomena Alam Semesta

Fenomena Alam Semesta : Siapa Sang Pencipta?
Topik tentang Siapa Sang Pencipta seolah mendapatkan jawaban saat aku mengikuti salah satu sesi ESQ tahun lalu,
Dalam sesi itu, sang trainer Arief Rachman bercerita secara kronologis ditunjang data-data ilmiah, catatan sejarah dan ayat-ayat suci Al Qur'an yang mampu mengguncangkan hatiku dan menguak cakrawala berpikirku tentang betapa luar biasanya Allah itu. Subhanallah!!!
Fenomena Alam Semesta: Siapa Sang Pencipta?
Sebelum Copernicus mati dengan tragis akibat buah pemikirannya Heliosentris, gereja mengadopsi pemikiran Geosentris dari Ptolomeus, yang menganggap bumi sebagai pusat peredaran benda langit. Lalu, beberapa ratus abad yang lalu Rasulullah menyampaikan wahyuNya yang mengungkap rahasia penciptaan alam semesta. Terbayang, betapa beliau dipandang seperti orang gila oleh lingkungannya yang jahiliyah. Seorang visionari pilihan Allah SWT.
Setelah beratus-ratus abad berlalu,...semua yang diungkapkan dalam ayat-ayatNya mampu dibuktikan secara visual dan ilmiah melalui pengembangan dan penjelajahan lewat teleskop dan segala perangkat observasi astronomi yang lebih canggih. Kenyataan bahwa tata surya kita dengan matahari sebagai pusat revolusinya hanyalah satu dari 100 milyar sistem tata surya serupa! Bahkan Galaxy Bima Sakti tempat tata surya kita hanyalah serupa piring super mungil yang mengapung di gelap gulita angkasa raya. Bagaimanakah juga bumi, tempat kita berdomisili dibandingkan dengan semesta alam itu, perumpamaan bagaikan sebutir pasir dibanding seluruh gurun, atau bagaikan setetes air yang menempel dijemari saat kita mencelupkannya di laut dibandingkan seluruh samudera itu sendiri, perumpamaan ini belumlah mencukupi. Teleskop yang lebih canggih dengan daya tangkap lebih kuat dan lebih jauh ditambah dengan perhitungan-perhitungan fisika astronomi menyajikan kepada kita gambaran semesta yang maha raksasa ini.
Lalu sebesar apakah sebenarnya raksasa alam semesta kita ini? Mari kita bandingkan dengan bumi, diameter bumi hanya kira-kira 12.500 km! Bandingkan dengan pulau Java yang membentang sepanjang hanya 1000 km. Dengan pesawat kecil saja bisa ditempuh kurang dari 2 jam dari ujung ke ujung. Diameter bumi kita hanya 12.5 kali panjang pulau Java! Bila seberkas sinar harus melintasi jarak sepanjang diameter itu, hanya diperlukan waktu kira-kira seperdua puluh lima detik, jadi satu detik sinar dapat melintasi diameter bumi sebanyak 25 kali, sebab kecepatan cahaya adalah 300.000 km/detik.
Jarak bumi ke matahari hanya 9 menit cahaya.
Jarak matahari ke planet terluar sistem tata surya matahari kita, Pluto, adalah 5,5 jam cahaya.
Diameter galaksi Bima Sakti adalah 100.000 tahun cahaya.
Jarak benda terjauh dari bumi yang dapat terdeteksi hasil observasi saat ini?.......Milyaran tahun cahaya!
Membuktikan bahwa visual "mawar merah" laksana kilatan minyak yang tersurat di Al Qur'an yang baru tertangkap oleh teleskop Hubble pada masa kita ini, berarti gambaran kejadian milyaran tahun yang lalu, jauh sebelum munculnya "manusia pertama". Subhanallah....!
Maka Nikmat mana yang hendak Engkau dustakan, hai kau umat manusia? Astagfirullah,...
Banyak hal dalam Al Qur'an yang menjawab pertanyaan-pertanyaan ilmiah mengenai penciptaan serta pemusnahan alam semesta.
"Apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah satu yang padu, kemudian Kami (Allah) pisahkan keduanya, dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapa mereka tidak juga beriman? (QS Al-Anbiya' 21: 30).
"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (kekuatan) Kami, dan sesungguhnya Kamilah yang meluaskannya." (QS Adz Dzariyat : 47)
Hingga kini bumi kita hanya bagian luarnya/keraknya saja yang padat. Sedangkan di dalam kerak bumi masih bersifat cair. Setelah proses pendinginan yang sangat lama ini, ratusan juta tahun, mulailah beberapa materi kehidupan, tumbuhan, binatang dalam bentuknya yang paling sederhana mulai muncul dari formula Allah yaitu air. Dari ketiadaan, hingga adanya satu massa materi yang memiliki kepadatan maha padat kemudian meledak serupa dengan proses ledakan nuklir (Big Bang Theory). Hingga kini ledakan itu terus berjalan, dan seperti diketahui para saintis pun mengakui bahwa alam kita ini tetap dalam proses mengembang. Di inisiatif oleh Sthephen Hawking tentang Extended Universe yang menyatakan bahwa alam semesta ini apabila diumpamakan sebuah balon ditiup, dan balon tersebut memiliki kemampuan mengembang yang tidak terbatas. Alam semesta kita ini pun dalam keadaan proses demikian. Belum berhenti. Masih terus diperluas oleh Nya.
QS Ali-'Imran 3 : 190-191: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi ulil albab. Yaitu mereka yang berzikir (mengingat) Allah sambil berdiri, atau duduk atau berbaring, dan mereka yang berpikir tentang kejadian langit dan bumi ...
Maka Maha Benar, Maha Esa Allah-ku yang Maha Tinggi.
Tidakkah membuatmu berpikir,... Mengapa Allah mengijinkan umat manusia menemukan bukti-bukti kebenaran penciptaan alam semesta sesuai yang tersurat dan terirat dalam Al Qu'ran di masa kini?
Hmmm,...tidakkah pertanyaan itu mengetuk relung nuranimu yang terdalam. Bahwa mungkinkah ini berarti kita makin mendekati akhir dunia? Akhir jaman?
Astagfirullah, Ya Rabb?

Senin, 16 Juni 2008

About Love

Tentang Cinta

Sumber : forwarded email > peewee

'When two people love each other, nothing is more imperative and delightful than giving' ~ Guy de Maupassant ~

MISKONSEPSI
Cinta berpijak pada perasaan sekaligus akal sehat. Miskonsepsi pertama yang ditentang Bowman adalah manusia jatuh cinta dengan menggunakan perasaan belaka. Betul, kita jatuh cinta dengan hati. Tapi agar tidak menimbulkan kekacauan di kemudian hari, kita diharapkan untuk juga menggunakan akal sehat. Bohong besar kalau kita bisa jatuh cinta dengan begitu saja tanpa bisa mengelak. Yang sesungguhnya terjadi, proses jatuh cinta dipengaruhi tradisi, kebiasaan, standar, gagasan, dan deal kelompok dari mana kita berasal. Bohong besar pula kalau kita merasa boleh berbuat apa saja saat jatuh cinta, dan tidak bisa dimintai pertanggungan-jawab bila perbuatan-perbuatan impulsif itu berakibat buruk suatu ketika nanti. Kehilangan perspektif bukanlah pertanda kita jatuh cinta, melainkan sinyal kebodohan. Cinta membutuhkan proses, Bowman juga menolak anggapan cinta bisa berasal dari pandangan pertama. "Cinta itu tumbuh dan berkembang dan merupakan emosi yang kompleks," katanya.

CINTA BUTUH WAKTU
Untuk tumbuh dan berkembang, cinta membutuhkan waktu. Jadi memang tidak mungkin kita mencintai seseorang yang tidak ketahuan asal-usulnya dengan begitu saja. Cinta tidak pernah menyerang tiba-tiba, tidak juga jatuh dari langit. Cinta datang hanya ketika dua individu telah berhasil melakukan orientasi ulang terhadap hidup dan memutuskan untuk memilih orang lain sebagai titik fokus baru. Yang mungkin terjadi dalam fenomena "cinta pada pandangan pertama" adalah pasangan terserang perasaan saling tertarik yang sangat kuat-bahkan sampai tergila-gila. Kemudian perasaan kompulsif itu berkembang jadi cinta tanpa menempuh masa jeda. Dalam kasus "cinta pada pandangan pertama", banyak orang tidak benar-benar mencintai pasangannya, melainkan jatuh cinta pada konsep cinta itu sendiri. Sebaliknya dengan orang yang benar-benar mencinta, mereka mencintai pasangan sebagai personalitas yang utuh.

CINTA BERBAGI, TIDAK MENGONTROL
Cinta tidak menguasai dan mengalah, tapi berbagi bukan cinta namanya bila kita berkehendak mengontrol pasangan. Juga bukan cinta bila kita bersedia mengalah demi kepuasan kekasih. Orang yang mencinta tidak menganggap kekasih sebagai atasan atau bawahan, tapi sebagai pasangan untuk berbagi, juga untuk mengidentifikasi diri. Bila kita berkeinginan menguasai kekasih (membatasi pergaulannya, melarangnya beraktivitas positif, mengatur seleranya berbusana) atau melulu mengalah (tidak protes bila kekasih berbuat buruk, tidak keberatan dinomorsekiankan), berarti kita belum siap memberi dan menerima cinta.

BUATLAH CINTA ITU KONSTRUKTIF
Individu yang mencinta berbuat sebaik-baiknya demi kepentingan sendiri sekaligus demi (kebanggaan) pasangan. Dia berani berambisi, bermimpi konstruktif, dan merencanakan masa depan. Sebaliknya dengan yang jatuh cinta impulsif. Bukannya berpikir dan bertindak konstruktif, dia kehilangan ambisi, nafsu makan, dan minat terhadap masalah sehari-hari. Yang dipikirkan hanya kesengsaraan pribadi. Impiannya pun tak mungkin tercapai. Bahkan impian itu bisa menjadi subsitusi kenyataan.

CINTA TIDAK MELENYAPKAN SEMUA MASALAH
Penganut faham romantik percaya cinta bisa mengatasi masalah. Seakan-akan cinta itu obat bagi segala penyakit (panacea). Kemiskinan dan banyak problem lain diyakini bisa diatasi dengan berbekal cinta belaka. Faktanya, cinta tidaklah seajaib itu. Cinta hanya bisa membuat sepasang kekasih berani menghadapi masalah. Permasalahan seberat apapun mungkin didekati dengan jernih agar bisa dicarikan jalan keluar. Orang yang tengah mabuk kepayang (berarti tidak benar-benar mencinta) cenderung membutakan mata saat tercegat masalah. Alih-alih bertindak dengan akal sehat, dia mengenyampingkan problem.

CINTA CENDERUNG KONSTAN
Ya, cinta itu bergerak konstan. Maka kita patut curiga bila grafik perasaan kita pada kekasih turun naik sangat tajam. Kalau saat jauh kita merasa kekasih lebih hebat dibanding saat bersama, itu pertanda kita mengidealisasikannya, bukan melihatnya secara realistis. Lantas saat kembali bersama, kita memandang kekasih dengan lebih kritis dan hilanglah segala bayangan hebat itu. Sebaliknya berhati-hatilah bila kita merasa kekasih hebat saat
kita berdekatan dengannya dan tidak lagi merasakan hal yang sama saat dia jauh. Hal sedemikian menandakan kita terkecoh oleh daya tarik fisik. Cinta terhitung sehat bila saat dekat dan jauh dari pasangan, kita menyukainya dalam kadar sebanding.

CINTA TIDAK BERTUMPU PADA DAYA TARIK FISIK
Dalam hubungan cinta, daya tarik fisik penting. Tapi bahaya bila kita menyukai kekasih hanya sebatas fisik dan membencinya untuk banyak faktor lainnya. Saat jatuh cinta, kita menikmati dan memberi makna penting bagi setiap kontak fisik. Kontak fisik, ketahuilah, hanya terasa menyenangkan bila kita dan pasangan saling menyukai personalitas masing-masing. Maka bukan cinta namanya, melainkan nafsu, bila kita menganggap kontak fisik hanya memberi sensasi menyenangkan tanpa makna apa-apa. Dalam cinta, afeksi terwujud belakangan saat hubungan kian dalam. Sedang nafsu menuntut pemuasan fisik sedari permulaan.

CINTA TIDAK BUTA
Cinta itu buta? Tidak sama sekali. Orang yang mencinta melihat dan menyadari sisi buruk kekasih. Karena besarnya cinta, dia berusaha menerima dan mentolerir. Tentu ada keinginan agar sisi buruk itu membaik. Namun keinginan itu haruslah didasari perhatian dan maksud baik. Tidak boleh ada kritik kasar, penolakan, kegeraman, atau rasa jijik. Nafsulah yang buta. Meski pasangan sangat buruk, orang yang menjalin hubungan dengan penuh nafsu menerima tanpa keinginan memperbaiki. Juga meninggalkan pasangan saat keinginannya terpuaskan, hanya karena pasangan punya secuil keburukan yang sangat mungkin bisa diperbaiki.

CINTA MEMPERHATIKAN KELANJUTAN HUBUNGAN
Orang yang benar-benar mencinta memperhatikan perkembangan hubungan dengan kekasih. Dia menghindari segala hal yang mungkin merusak hubungan. Sebisa mungkin dia melakukan tindakan yang bisa memperkuat, mempertahankan, dan memajukan hubungan. Orang yang sedang tergila-gila mungkin saja berusaha keras menyenangkan kekasih. Namun usaha itu semata-mata dilakukan agar kekasih menerimanya, sehingga tercapailah kepuasan yang diincar. Orang yang mencinta menyenangkan pasangan untuk memperkuat hubungan.

CINTA BERANI MENYATAKAN HAL YANG TIDAK DISUKAI
Selain berusaha menyenangkan kekasih, orang yang sungguh-sungguh mencinta memiliki perhatian, keprihatinan, pengertian, dan keberanian untuk melakukan hal yang tidak disukai kekasih demi kebaikan. Seperti seorang ibu yang berkata "tidak" saat anaknya minta es krim, padahal sedang flu.

Meraih Syurga dan Janji Allah

Sebagai Muslim hendaknya kita menggunakan potensi diri untuk meraih dan mengejar janji dan ampunan-Nya.

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari rabbmu dan kepada syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang bertaqwa.Yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan kesalahan orang.Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampunan terhadap dosa-dosa mereka.Dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah ?. Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.(QS.Ali Imram:133-135).

Kebanyakan manusia cenderung ingin mendapatkan kesenangan fan tak berujung. Mereka menghabiskan seluruh kesempatan hidupnya untuk sebuah pesta lomba menejar prestasi dunia, meraih popularitas, berbanyak-banyak harta dan keturunan, memburu kedudukan dan pangkat. Yah ! alangkah sempitnya dunia ini dengan type manusia seperti ini. Manusia-manusia yang sejak bangun dari tidurnya hingga tidur kembali hanya disibukan oleh dunia. Dunia dijadikan tujuan, bukan sarana, sehingga mereka terus berlomba untuk mengejarnya.

Dalam ayat di atas Allah telah menyediakan syuega dan ampunan-Nya untuk mereka yang bertaqwa. Diantara ciri-ciri orang yang bertaqwa adalah :

Berinfaq dalam keadaan Lapang dan Sempit

Berinfaq tidak hanya terbatas pada harta saja, tetapi segala kelebihan yang ada pada diri kita. Baik berupa kekuatan, kemahiran atau tenaga. Semua itu adalah pemberian Allah SWT kepada setiap manusia. Oleh karena itu sebagai seorang Muslim hendaknya kita menggunakan potensi yang berhaga ini untuk meraih dan mengejar janji Allah dan ampunan-Nya yang besar yang berupa syurga dan segala kenikmatan-Nya. Allah berfirman dalam Al-Qur’an :” Perumpamaan syurga yang dijanjikan untuk orang-orang yang bertaqwa … “ ( QS. Ar-Ra’du 35 ).

Bagi mereka yang mempunyai kelebihan harta, hendaklah harta itu disalurkan dan di infaqan kepada mereka yang berhak menerimanya (Mustahiq ).Denga niat yang bersih dan kelurusan sikap dalam membelanjakanya dijalan Allah maka akan terasa nikmatnya berinfaq.

Kalau kita perhatikan bentuk kedermawana Rasulullah saw dalam berinfaq, tak ada yang dapat mengunggulinya. Sampai-sampai pada bulan Ramadhan beliau lebih gemar lagi membelanjakan hartanya untuk infaq. Sehingga tak heran kalau sosok pribadi seperti beliau di juluki sebagai orang paling dermawan baik dalam keadaan lapang maupun sempit. Demikian Rasulullah mencontohkan para sahabatnya tentang masalah in faq, mengingat beliau urgentnya membelanjakan harta di jalan Allah ( Fii Sabilillah ).

Kemudian di ayat lain Allah memerintahkan kepada kita untuk tidak bersifat kikir mamankala harta kekayaan kita melimpah ruah, karena sifat kikir itu tak akan mendatangkan keuntungan, justru sebaliknya. Firman Allah : “Ingatlah, kamu ini orang yang diseru untuk menafkahkan (hartamu)pada jalan Allah, maka diantara kamu ada yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirnya sendiri. Dan Allah lah Yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang membutuhkan-Nya.”(QS.Muhammad 38 )

Mengendalikan amarah

Marah merupakan merupakan sifat yang tak mugkin terlepas dari manusia, karena yang demikian merupakan fitrah manusia. Namun walaupun demikian sifat marah ini harus di tempatkan pada proporsinya, jangan sampai dikendalikan untuk hal-hal yang buruk. Rasulullah saw mensinyalir dalam sebuah haditsnya:”Laa Taghdhab”( janganlah kau marah ). Rasulullah memerintahkan kepada seseorang yang sedang marah hendaklah segera berwudhu, karena ia datang dari syetan laknatullah. Dan syetan sendiripun diciptakan Allah dari api maka padamkan ia dengan air. Untuk itu maka seorang Muslim hendaklah menjadikan sabar sebagai senjata dalam menghadapi kemarahan. Dan sabar inilah yang langsung mendapatkan kesertaan/ pengawasan dari allah, sebagai Firman-Nya.

“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”(QS.Al-Anfal:46).

Imam Asy-syahid abdulah’Azzam dalam satu bukunya Fit Tarbiyatil Jihad Wal Bina, mengatakan:”Kedudukan sabar dalam islam, bagaikan kepala dari jasad, karena tak ada jasad tanpa kepala. Demikian pula tidak ada agama kecuali dengan sabar.”

Betapa tinggi derajat orang-orang sabar disisi Allah. Yaitu mereka yang dapat mengendalikan dirinya dari amarah karena mengharap ridla Allah semata. Inilah yang disinyalir Allah dalam Al-Qur’an:”Sesungguhnya cukuplah bagi orang-orang sabar mereka pahala tanpa batas.”(QS.Azzumar:10)

Sikap Pemaaf kepada manusia

Seorang Muslim hendaklah memiliki jiwa pemaaf sebagai tanda orang mulia dan penyanyang. Sifat pemaaf ini termasuk salah satu sifat orang mukmin. Allah berfirman: “Tetapi ingatlah, siapa yang memaafkan dan mendamaikan, maka ganjarannya adalah (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang Zhlim.”

Mungkinkah seorang Muslim menjadi mulia apabila ia tidak memaafkan saudaranya? Mungkinkah seorang muslim menjadi hina karena ia bersabar menasihati saudaranya yang salah dan memaafkanya bila ia melakukan kesalahan dan kekeliruan? Bahkan seseorang akan mulia kalau ia mampu menyadari ‘aibnya sendiri.

Cara menutupi ‘aib dan memaafkan kesalahan saudara Muslim ini bukan berarti meninggalkan nasihat langsung kepada yang bersangkutan dengan cara diam-diam dan tidak berarti menggugurkan kewajiban amar ma’ruf nahi munkar jika salah seorang saudaranya terjerumus kedalam dosa. Sebab jika nasihat-menasihati karena Allah tidak jalan, maka kebaikan Ukhuwah Islamiyah tidak akan terwujud. Begitu pula tidak dilakukan saling tegur dan amar ma’ruf nahi munkar sesama saudara, ukhuwah tidak bernilai disisi Allah dan Syariat-Nya.

Dzikrullah Ketika Berhadapan dengan Ma’siat atau Berlaku Dzalim terhadap Diri Sendiri

Ma’siat adalah salah satu penyakit hati yang menyebankan terhalangnya seseorang masuk syurga. Banyak orang yang remeh terhadAp ma’siat, sehingga mudah terjerumus kedalam lingkaran syetan.

Manakala seseorang sadar akan pengawasan ketat dari Allah, maka tidak akan mudah baginya untuk berbuat ma’siat meskipun peluang begitu banyak untuk melakukanya. Ia akan terkendali dan waspada saat berhadapan dengan godaan-godaan dunia yang menggiurkan.

Bagi seorang Muslim hendaklah menyadari dirinya diawasi oleh Allah. Dari sini akan muncul dorongan hati untuk beramal baik dan tingkah laku yang terarah sesuai dengan Manhaj Rabbani. Orientasi hidupnya akan tertuju pada Allah semata. Benarlah apa yang disinyalir Rasulullah saw dalam salah satu haditsnya:

“Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan melihat-Nya, kalaupun engkau tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.”(Al-Hadits)

Diantara tingkatan orang yang bertaqwa adalah cepat ingat Allah (dzikrullah) tatkala terkena bisikan syetan, dan pada saat itu pulalah mereka melihat kesalahan-kesalahan yang mereka perbuat. Firman Allah SWT :”Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa apabila mereka terkena bisikan syetan, mereka segera mengingat Allah, dan saat itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahan mereka.”(QS.Al-Araf 201).

Itulah beberapa point dari ciri-ciri orang bertaqwa yang akan mendapatkan ampunan dan syurga Allah SWT.

Sifat-sifat inilah yang harus kita jadikan bekal untuk mendapatkan janji Allah tersebut. Kenapa mesti diperlambat??

Wallahu a’lam bish-wab


MA’NA AL-ISLAM ( 1 )



Islam tidak dapat disamakan dengan agama lainya karena Islam adalah diin yang benar.

Islam memiliki ciri dan sifat-sifat tertentu yang menggambarkan kehidupan manusia secara keseluruhan. Islam sebagai ad-diin yang mengatur hidup seperti makan, minum, tidur hingga jihad dan urusan bernegara. Islam juga dikenal sebagai diin al-haq, dinullah dan diin al-islam.

Islam adalah agama yang haq (benar) maka apapun yang bertentangan dengan Islam adalah bathil. Seperti yang dijelaskan dalam surat Yunus ayat 32.

Islam disebut dinullah karena ajaran Islam berasal dari Allah (“ Sesungguhnya agama yang diridhoi di sisi Allah hanyalah Islam …. . QS. Al Imran 19 )

Kehidupan muslim harus tunduk kepada Islam. Diin artinya ketundukan. Ketundukan atau ketaatan seorang muslim terhadap Allah dan Rasul-Nya hukumnya adalah mutlak.

Pengertian Islam yang benar seperti kedamaian dan keselamatan adalah misi yang mewarnai Islam dan bukan wajah yang penuh kekerasan atau peperangan seperti yang selama ini dipandang oleh pihak barat ( Amerika ).

Islam memiliki beberapa makna yang menggambarkan sifat Islam itu sendiri. Seperti wahyu Allah, Islam diin al-anbiya, wa al-mursalin ( Islam agama para nabi dan rasul ), Islam minhaaj al-hayaat ( Islam pedoman kehidupan ), ahkamullah fii kitaabi wa sunah rasuulihi ( hukum Allah yang ada dalam Al-Qur’an dan As Sunnah ), ash-shirath al-mustaqiim ( jalan yang lurus ) dan salaamah ad-duniaa wal aakhirah ( selamat dunia dan akhirat ).

Secara istilah Al-Islam adalah suatu ajaran yang mengharuskan manusia tunduk kepada wahyu Allah yang diturunkan melalui para Nabi terutama Nabi Muhammmad SAW. Al Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkanmelalui Nabi Muhammad SAW. Jadi Islam adalah Al Qur’an dan Al Qur’an adalah petunjuk Allah. Sesuai dengan firman Allah SWT : “ Sungguh Al Qur’an ini memberikan petumjuk yang lurus “. Dengan kata lain Islam itu adalah apa yang difirmankan Allah dan disabdakan oleh Rasulullah SAW.

Islam merupakan agama para nabi mulai dari Nabi Adam AS sampai nabi yang terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW.

Sebagaimana yang dikisahkan dalam Al qur’an bahwa para nabi itu adalah orang-orang Islam. Nabi Nuh AS bersabda “ Dan aku diperintahkan menjadi orang-orang Islam.” Juga Nabi Ibrahim AS bersabda “ Jadikanlah Ya Allah orang-orang yang beragama Islam, Aku dan anakku ( Ismail AS )”.

Al-minhaj wal manhaj ath-thariiq al-waadhih artinya minhaj ( pedoman / sistem ) atau manhaj adalah jalan yang jelas. Islam adalah pedoman dalam seluruh aspek kehidupan politik, sosial dan budaya yang meliputi dimensi ruang dan waktu. Perbedaan antara Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW dengan risalah Rasul lainya adalah : Islam yang dibawa nabi terdahulu bersifat lokal dan hanya untuk kaumnya saja. Tetapi Islam yang diturunkan melalui Nabi Muhammad SAW berlaku untuk seluruh manusia rahmatan lil’alamin (rahmat semesta alam). Karena itu hukum Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW berlaku untuk semua, baik untuk muslim maupun non muslim.

Jika suatu negara menerapkan hukum Islam, maka hukum yang berlaku bukan untuk kaum muslim dan non muslim. Melainkan untuk seluruh alam, sebagaimana pada masa Rasulullah dan para Sahabat. Inilah keadilan Islam. Tidak ada pedoman hidup atau perundang-undangan yang bisa menandingi hukum Islam.

Islam itu adalah hukum-hukum Allah yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits. Fungsi Al-Hadits (sunah Rasul) adalah untuk menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an agar manusia lebih memahaminya. Hal ini sebagai bukti bahwa seorang Muslim bercermin pada pribadi Rasulullah. Dan Al-Qur’an adalah kitab yang dapat dibaca oleh setiap manusia.

Islam adalah jalan yang lurus. Seorang muslim ialah orang yang senantiasa menempuh jalan yang lurus (jalan kebenaran), sebagaimana terdapat dalam surat Al-Fatihah yang artinya :” Tunjukilah kami ke jalan yang lurus”.

Pengenalan kepada Islam juga dapat dilakukan dengan pengenalan kepada alam dan mengikuti panduan sunatullah kauniyah. Islam juga diperuntukan kepada selain manusia seperti hewan, tumbuhan, dan alam semesta. Walaupun demikian Islam mengangkat derajat orang beriman sebagai khalifah yang dineri amanah membina dan memelihara semua makhluk Allah.

Insya Allah dengan pemahaman dan pengamalan terhadap Islam yang benar dapat membangkitkan komitmen dan kelancaran ibadah dan dakwah Islam

Wallahu ‘alam bishawab



My Profile

Nama gue,,fathoni mahardika lahir pada tanggal 30 April 1989.....alamat d jln Gunung Puyuh No 46 Margacinta 02/03 Margamekar Sumedang Selatan.........sekarang sedang sutdy d STMIK Sumedang.......Makasih udah liat blog guee,,,,