Ayat
al-qur`an dan hadist di atas menunjukkan bahwa Islam adalah sebuah
agama yang menyejukkan dan harmoni. Dan dalam hal keselamatan Imam Ali
bahkan berkata, ”Begitu membayar Jizyah, harta mereka sama harus
dijaganya dengan harta kita, darah mereka menjadi sama nilainya dengan
darah kita.” Begitulah Islam mengajarkan kepada kita umatnya bagaimana
memperlakukan kaum non muslim dan para tamu asing yang masuk secara
resmi dan baik-baik di negara muslim, apalagi negara kita yang merupakan
negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia.
Jadi
bila mereka telah menunaikan kewajibannya ketika masuk ke wilayah
negara kita maka secara otomatis telah menjadi tamu resmi dan tidak
ilegal. Maka harta, kehormatan dan darah mereka wajib kita jaga
bersama-sama. Jika tidak, jika sampai menyakiti mereka, maka berarti
kita sama saja telah menyakiti Baginda Nabi, kita juga telah menyakiti
Allah, kalau kita telah lancang berani menyakiti Allah dan Rasul-Nya,
maka siapakah diri kita ini?. Masih pantaskah kita mengaku sebagai
manusia dan pengikut ajaran Baginda Nabi Muhammad SAW.
Terlepas
dari itu, cobalah sedikit kita lihat seperti sekarang ini, di
negara-negara Islam terutama negara kita Indonesia sudahkah kita
menunaikan ajaran yang telah di wariskan oleh Baginda Nabi tersebut?.
Karena masih terdapat perilaku yang tidak sesuai dengan yang telah
diajarkan Rasulullah, Seperti, pengeboman, pembunuhan, pelecehan dan
penganiayaan yang dilakukan oleh kita umat yang mengaku diri sebagai
muslim dan kerapkali sasarannya adalah para turis manca negara yang
sebenarnya tidak melakukan kesalahan.
Memang
kita semua pasti tidak bisa menerima tindakan zalim yang dilakukan oleh
siapapun, termasuk yang telah dilakukan oleh Amerika dan sekutunya
selama ini, tetapi sebagai orang yang beriman seharusnya kita berpikir
untuk lebih dewasa dengan sebaliknya menunjukkan kepada dunia bahwa kita
umat Islam adalah umat beradab yang penuh dengan kasih sayang, saling
menghormati, toleransi dan memiliki sifat baik seperti yang diajarkan
dalam Islam. Seharusnya yang kita salahkan adalah kebijakan pemerintah
Amerika dan sekutunya bukan warga negaranya, dan itupun dengan cara-cara
yang diplomatis dan jangan bertindak seenak nafsu kita, sehingga kita
bisa terhindar dari perilaku yang sungguh jauh dari perbuatan yang
terpuji dan dibenci oleh Allah dan Rasul-Nya. Bukankah Allah telah
memuliakan semua manusia seperti yang termaktub di dalam Al-Qur`an surat
Al-Israa` ayat 27 ”Wa laqad Karramna banii Adam (Dan telah Kami
muliakan anak keturunan Adam).” Jika Allah saja telah memuliakan
manusia, kenapa masih ada manusia Islam yang mencaci dan melaknat
sesamanya?. Apakah ia merasa lebih tinggi martabatnya daripada Tuhan.
Saudaraku,
ketahuilah justru dengan tindakan yang tidak dewasa seperti tersebut
diatas nantinya akan terus menguatkan opini masyarakat dunia terutama
Amerika dan sekutunya yang selama ini beranggapan bahwa orang Islam
kasar dan tidak punya perikemanusiaan semakin terbukti. Karena dengan
tindakan yang tidak terpuji dan seenak nafsu kita itu meskipun hanya
segelintir orang, tentunya akan menggambarkan kebobrokan ajaran dan
akhlak sebuah kaum padahal dalam ajaran agama manapun tidak ada yang
mengajarkan kerusakan apalagi agama kita Islam. Apakah kita umatnya yang
kelak sangat mengharapkan syafaat dari Baginda Nabi di akherat telah
benar-benar mencintai beliau sedangkan kita tidak pernah mengikuti apa
yang telah di cintai dan di tuntunkan Beliau?. Padahal Baginda Rasul
mengajarkan kepada kita untuk menghormati tamu. janganlah kita lupa,
Beliau pernah bersabda ”Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir
maka hormatilah tamunya.” Jadi para turis itu adalah tamu bagi kita
sehingga harus dihormati sebaik-baiknya. Itu jika kita merasa beriman
kepada Allah dan hari akhir. Jika tidak, ya terserah! Lakukan apa yang
ingin anda lakukan, tetapi jangan sesekali anda menamakan diri anda
bagian dari umat Islam. Sebab tindakan yang menyakiti, membunuh dan
tidak menghormati tamu itu jauh dari ajaran Islam. Karena hanya dengan
keteladanan yang baiklah kita bisa membuktikan kepada mereka akan
kebenaran ajaran Islam.
Mengapa
kita tidak belajar dari apa yang pernah dilakukan oleh Baginda Rasul
ketika semasa hidupnya. Ketika itu Islam harus dihadapkan dengan
persoalan untuk hidup secara berdampingan dengan kaum kafir quraisy
dimana sebelumnya telah memusuhi dan memperlakukan umat Islam dengan
tidak adil dan semena-mena, serta juga harus hidup berdampingan dengan
orang-orang non-muslim lainnya. Rasul yang juga sebagai kepala
pemerintahan kala itu membuat sebuah aturan, jika dia warga negara tak
terkecuali non-muslim maka dia harus menunaikan kewajibannya sebagai
warga negara yaitu membayar pajak dan setelah itu haknya sama dengan
orang Islam dan wajib dilindungi. Jadi mengapa kita masih sering
mengingkari contoh tauladan yang telah diberikan oleh Baginda Nabi?
dimana seharusnya Beliaulah yang harus dijadikan suri tauladan yang baik
bagi kita karena jelas sumbernya dan telah termaktup di dalam Al-Qur`an
surat Al-Ahzab ayat 21. Kita tidak boleh ragu akan dirinya jika kita
benar-benar cinta kepadanya. Karena bila seorang telah mengaku cinta
kepada seseorang yang lain maka seharusnya ia juga akan mencintai apa
yang telah dicintai oleh kekasihnya itu. Dan dalam hal ini adalah
kecintaan kita kepada Baginda Rasul, jadi mengapa kita tidak turut
mencintai apa yang telah Beliau cintai.
Dan
ingatkah kita apa yang pernah dilakukan dan alami oleh Rasulullah
ketika Beliau pernah diludahi, dilempari batu dan kotoran, Beliau tidak
marah dan menaruh dendam, sebaliknya terus mendo`akan ke hadirat Allah
SWT untuk orang/kaum yang menyakitinya. Beliau terus mengajak mereka
kepada kebenaran dengan sebuah sikap teladan, karena Beliau tahu bahwa
orang/kaum tersebut belum mengetahui Islam secara baik dan benar. Hingga
dengan kecintaan dan keteladanan itulah orang/kaum yang telah menyakiti
semakin tergugah hatinya dan pada akhirnya tertarik untuk masuk kedalam
agama Islam tanpa dipaksa.
Kita
juga bisa melihat bahwa sejarah telah membuktikan dimana sifat cinta
kepada siapa saja tak terkecuali non-muslim yang telah di contohkan oleh
Baginda Nabi Muhammad SAW, telah memberikan lebih banyak manfaatnya
dari pada mudharotnya. Contohnya waktu itu di Makkah dan Madinah
masyarakatnya memiliki agama dan keyakinan yang beraneka ragam tapi
tetap bisa hidup berdampingan secara damai dan sejahtera. Sehingga
sekali lagi, jika kita memang benar-benar mencintai Rasulullah agar
kelak mendapatkan syafaatnya, hingga mengantarkan kita pada janji Allah
yaitu surga yang tidak pernah terpikir dan dibayangkan oleh siapapun dan
terbesit didalam hati setiap manusia karena begitu indahnya, maka
mengapa kita tidak berusaha mengikuti apa yang telah di tuntunkan oleh
Rasulullah?. Sebab cinta yang paling hakiki adalah kecintaan kita kepada
Allah dan Rasulnya dengan jalan mengikuti apa yang telah di tuntunkan
oleh Allah dan Rasul-Nya hingga akhir hayat.
Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin dan selalu mengajarkan kepada sikap untuk saling mengasihi serta saling memaafkan satu sama lain. Sehingga sudah menjadi kewajiban bagi kita semua umat Islam di dunia untuk mulai dari sekarang beranggapan seperti yang telah Rasulullah contohnya dahulu bahwa mereka (orang, kaum, bangsa, agama) yang selalu mencela, menghina dan menyudutkan umat Islam seperti sekarang ini dikarenakan oleh ketidaktahuan mereka terhadap ajaran Islam yang sebenarnya. Dan mari luruskan kembali anggapan mereka yang keliru itu dengan sikap teladan yang kita berikan seperti yang Rasulullah contohkan karena dengan sikap teladan inilah tentunya akan membuktikan bahwa anggapan mereka terhadap Islam selama ini yang kasar dan tidak berperikemanusiaan adalah hal yang keliru. Mari kita buktikan bahwa Islam tidak seperti yang selama ini mereka ketahui dan bayangkan. Agar nantinya kita bisa hidup secara berdampingan dengan damai, sejahtera dan mencapai kemakmuran secara bersama pula.
Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin dan selalu mengajarkan kepada sikap untuk saling mengasihi serta saling memaafkan satu sama lain. Sehingga sudah menjadi kewajiban bagi kita semua umat Islam di dunia untuk mulai dari sekarang beranggapan seperti yang telah Rasulullah contohnya dahulu bahwa mereka (orang, kaum, bangsa, agama) yang selalu mencela, menghina dan menyudutkan umat Islam seperti sekarang ini dikarenakan oleh ketidaktahuan mereka terhadap ajaran Islam yang sebenarnya. Dan mari luruskan kembali anggapan mereka yang keliru itu dengan sikap teladan yang kita berikan seperti yang Rasulullah contohkan karena dengan sikap teladan inilah tentunya akan membuktikan bahwa anggapan mereka terhadap Islam selama ini yang kasar dan tidak berperikemanusiaan adalah hal yang keliru. Mari kita buktikan bahwa Islam tidak seperti yang selama ini mereka ketahui dan bayangkan. Agar nantinya kita bisa hidup secara berdampingan dengan damai, sejahtera dan mencapai kemakmuran secara bersama pula.
Semoga
kita termasuk golongan orang yang selalu meletakkan Islam sebagai agama
yang Rahmatan lil Alamin dan terus memupuk kecintaan kepada Baginda
Nabi dengan mengikuti apa yang telah Beliau tuntunkan, sehingga nantinya
kita akan memelihara keimanan dengan rasa cinta dan kasih sayang serta
dapat mengemban amanah Illahi Robbi yang menjadi tanggungjawab. Karena
dakwah yang mujarab bukan hanya dari lisan saja akan tetapi lebih kepada
keteladanan (perbuatan) yang kita berikan.
Wallahu a`lam bishshowwab.
Penulis: Mashudi Antoro, telah di terbitkan pada lembar Jum`at Al-Rasikh (2007)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar