“Dan sampaikanlah berita gembira
kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka
disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya……” (QS. Al-Baqarah [1] :25).
“Di dalam syurga itu ada
bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah
disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang
menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin”. (QS. Ar-Rahmaan [55]:56)
Berbagai kesenangan dan kebahagiaan dunia tidak ada apa-apanya bila
dibandingkan dengan nikmat dan kesenangan di akherat (surga) kelak. Di
sanalah segala keindahan dan kesenangan akan dirasakan dalam bentuk yang
murni. Karena di surga setiap orang akan mendapatkan segala kenikmatan
yang tak pernah ia dapatkan selama hidup di dunia ini dan akan abadi
selamanya.
Sungguh berada diluar kapasitas manusia di dunia ini untuk memahami
kebahagiaan surga karena begitu indahnya. Dengan hanya mengimani
keberadaannya sudah cukup karena sudah pasti ada. Dan seorang tidak
perlu mengetahui secara detail tentang dimana atau bagaimana surga,
karena tidak pernah bisa dirasakan dan tidak pernah terbesit didalam
hati setiap manusia. Hal ini bisa disamakan dengan seorang janin di
dalam rahim ibunya yang tidak mengetahui bagaimana dunia luar. Allah
berfirman “Maka tiada jiwa tahu apa yang tersembunyi bagi mereka
tentang sesuatu yang menyegarkan mata, ganjaran bagi apa yang mereka
lakukan.” (QS. As-Sajdah [32] :17). Dan mengenai kenikmatan surga Allah mengatakan “Di sana mereka akan memperoleh apa yang mereka inginkan, dan Kami ada tambahan lagi.” (QS. Qaf [50] :35), “Dan mereka akan menetap di tempat yang menjadi keinginan jiwanya.” (QS. Al-Anbiya [21] :102).
Bagi kaum beriman, ada kerajaan yang sesungguhnya, dimana mereka akan
berkuasa penuh atasnya dan setiap keinginannya akan terkabulkan. Tidak
ada yang membangkang padanya ”Sesungguhnya jika engkau melihat ke sana, engkau melihat kenikmatan dan kerajaan yang besar.”
(QS. Al-Insan [76] :20). Bahkan di ceritakan untuk orang yang tingkatan
surganya paling rendah saja, akan diberikan untuknya surga yang
panjangnya sama dengan suatu jangka waktu seribu tahun, dan para
malaikatpun tidak diperbolehkan masuk kedalamnya tanpa seizin
penghuninya.
Ketika seorang mukmin memasuki istananya di surga, sebuah mahkota
kebesaran akan dikenakan di atas kepalanya, dan baginya disediakan tujuh
puluh ribu jenis pakaian yang berhias mutiara dan permata. Jika salah
satunya di perlihatkan kepada penghuni dunia ini, maka mereka tidak akan
sanggup menahan keharumannya, ”Di sana mereka diberi perhiasan gelang emas dan mutiara, dan disana mereka akan diberi pakaian sutra.” (QS. Al-Hajj [22] :23).
Di ceritakan bahwa satu hari Jibril memutuskan untuk mengukur luasnya
surga. Ia terbang yang jauhnya setara dengan tiga puluh ribu tahun
sampai merasa letih, lalu ia meminta kekuatan kepada Allah. Kemudian
sekali lagi ia terbang sebanyak tiga puluh kali lipat dan setiap kali
terbang setara dengan tiga puluh ribu tahun, sampai pada akhirnya
kehabisan tenaga. Kemudian Ia bertanya kepada Allah apakah ia sudah
menerbangi banyak atau masih banyak yang belum diterbangi?. Mendengar
itu seorang bidadari segera keluar dari tendanya dan berkata “ Wahai Ruh
Allah! Mengapa engkau menyusahkan diri, karena engkau telah terbang
sedemikian rupa padahal sekedar melintasi halamanku pun belum”. Subhanallah, betapa luasnya surga yang Engkau janjikan kepada setiap manusia yang beriman dan meng-Esakan Engkau ya Allah.
Kepada umatnya, Allah juga telah menjanjikan bahwa setiap orangnya
kelak akan mendapatkan pasangan masing-masing sebagai imbalannya ketika
hidup di dunia. Dan untuk mendapatkan kesenangan jasmaniah di surga,
Allah telah menciptakan hur al-`ain bagi kaum yang beriman. Mereka
diberi nama itu karena hur artinya warna yang terang, dan `ain artinya
kehitaman, karena hitamnya mata mereka akan benar-benar hitam. Dan kulit
mereka putih jernih. “Seakan-akan mereka itu merah delima dan mutiara”. (QS. Ar-rahmaan [55] :58).
Diceritakan pula bahwa seorang hur (bidadari) akan mengenakan tujuh
puluh pakaian, sekalipun begitu batis mereka dapat dilihat. Tubuh mereka
berkilauan laksana gemerlap merah delima. Abdullah bin Mas`ud berkata
bahwa ia mendengar Nabi SAW berkata bahwa cahaya akan bersinar di surga
dan orang-orang akan bertanya-tanya apakah gerangan itu?. Akan dikatakan
kepada mereka bahwa cahaya itu memancar dari gigi seorang bidadari yang
sedang tertawa sambil duduk di hadapan suaminya. Bayangkan bagaimana
kecantikannya?.
Semua Huri (bidadari) ini usianya adalah enam belas tahun, sementara
usia kaum beriman di surga adalah tiga puluh tiga tahun. Rambut para
bidadari itu berombak, tubuh mereka terang dan bersih dari segala rambut
yang tidak disukai. Para bidadari itu tidak akan sombong dan tidak akan
saling iri hati.
Dari beberapa kenikmatan surga diatas, itu baru segelintirnya saja
karena masih banyak kenikmatan yang tidak bisa dipahami oleh nalar kita.
Allah berfirman ”Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, maka kamu tak akan dapat menghitungnya.” (QS.
An-Nahl [16] :18). Ketika orang beriman memasuki surga maka akan
dikirim kepada mereka seribu malaikat yang akan mengucapkan selamat
kepada mereka. Sedangkan kenikmatan paling besar bagi mereka adalah
bahwa Allah akan langsung berbicara dengan mereka. Banyak riwayat
tentang hal ini tetapi saya hanya mengutip salah satunya dari Al-Qur`an
yaitu ”Damai, Ucapan dari Tuhan Yang Maha Pangasih.” (QS. Yasin [36]:58). Itu sama halnya dengan kehormatan yang didapatkan dengan para Nabi untuk berbicara dengan Allah.
Singkatnya, surga adalah suatu tempat yang bebas dari kehampaan dan
kesedihan. Cacat, sakit dan penuaan tidak pernah terjadi disana. Tidak
ada tempat bagi kebosanan dan kegelisahan. Yang ada adalah kedamaian dan
kesenangan mutlak. Karena itu juga surga disebut Dar as-Salam (tempat
kedamaian). Dan tentunya akan dirasakan bagi mereka yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT.
Oleh sebab itu wahai saudaraku seiman. Mengapa kita masih saja
mencintai kehidupan dunia yang sesaat ini melebihi kecintaan dan
pengharapan kebahagiaan di akherat nanti?. Mengapa masih saja kita
menggadaikan kehidupan kita di dunia yang sesaat ini, yang hanya sebagai
transit sebelum ajal datang menjemput dengan kenikmatan yang tiada
sebanding dengan kenikmatan di surga?. Kita sering berusaha meraih
kenikmatan dunia dengan usaha yang maksimal sedangkan untuk meraih
kebahagiaan dan kenikmatan di surga yang telah dijajikan oleh Allah
begitu indahnya sehingga tidak pernah terbesit di dalam hati manusia itu
tidak pernah kita perjuangkan dan terkadang hanya sekedarnya saja.
Padahal seharusnya selama hidup di dunia yang fana ini, kita persiapkan
bekal sebanyak mungkin untuk jaminan selama di akherat kelak, karena
hidup di dunia kesempatannya hanya satu kali saja. Bersyukurlah kepada
seorang hamba yang telah menyadari dan menunaikan kewajibannya.
Mari mulai dari sekarang saudaraku, kita bersama menginstropeksi diri
kita masing-masing, sudah sejauh manakah pengabdian dan penghambaan
kita kepada Allah dengan menata hati dan pikiran untuk terus membenahi
ikhtiar dan berdo`a yang tulus kehadirat-Nya, selagi masih muda, selagi
masih sehat, selagi masih diberi kesempatan untuk memperbaiki segala
kesalahan oleh Allah sebelum tiba saat penyesalan sudah tiada artinya
lagi.
Semoga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang beriman dan
beramal shaleh sehingga nantinya akan menjadi orang yang beruntung di
yaumil akhir.
Wallahu `alam bishshowab
Penulis: Mashudi Antoro (Oedi`
Tidak ada komentar:
Posting Komentar